Kita boleh jadi tidak melihatnya, karena kita masih kecil, tapi
saya bisa pastikan, betapa terharunya bapak ibu kita melihat anaknya
pertama kali belajar tengkurap, dada mereka mengembang oleh perasaan
bahagia, mulut merekah senyum indah tak terkira. Juga saat anaknya
pertama kali merangkak, saat pertama kali berhasil berdiri, saat pertama
kali berhasil melangkahkan kaki berjalan. Duhai, mata mereka berkaca2,
berbisik sejuta doa, terima kasih dan perasaan syukur tiada terkira.
Kita boleh jadi tidak melihatnya, karena walaupun kita sudah cukup
besar, kita tidak sempat memperhatikan, betapa terharunya bapak ibu kita
melihat anaknya pertama kali berangkat sekolah. Memakai seragam.
Menyandang tas, lantas cium tangan, berpamitan. Wajah bapak ibu kita
terlihat lebih muda beberapa tahun, mata mereka begitu terang oleh
perasaan bahagia.
Dan kita boleh jadi tidak melihatnya, karena walaupun kita semakin
besar, semakin memperhatikan, ternyata bapak ibu kita pintar
menyembunyikannya, kita tetap tidak tahu betapa bangganya mereka melihat
kita untuk pertama kalinya bisa mandiri. Lulus sekolah, memperoleh
pekerjaan. Atau saat sekolah sudah belajar mencari keran rezeki yang
baik. Tidak banyak membebani orang tua, tidak merepotkan. Tahu diri,
bisa bersegera mandiri. Itu selalu menjadi momen yang penting bagi bapak
ibu kita.
Maka, jadilah remaja yang paham. Itu benar, boleh jadi orang tua kita
mampu membelikan mobil, tapi mereka akan bangga saat kita bilang 'tidak
usah', tidak mengapa naik kendaraan umum, biar belajar mandiri. Itu
benar, boleh jadi orang tua kita mampu membelikan HP model mutakhir,
tapi mereka akan bangga saat kita bilang 'tidak usah', cukup yang
seadanya, atau malah, kita bisa membelinya sendiri dengan belajar
mandiri. Dan lebih tidak terbilang bangganya mereka, jika ternyata orang
tua kita memang tidak mampu, melihat anak2nya bisa segera mandiri
menaklukkan dunia ini.
Jika keluarga kita sangat terbatas, misalnya, maka katakanlah pada
mereka, "Pak, Ibu, tidak perlu mencemaskan banyak hal. Biaya
pendidikanku, biaya pendidikan adik2, biaya pendidikan kakak, aku akan
mencari jalan keluarnya. Tuhan tidak akan pernah membiarkan seseorang
yang terus berusaha." Itu akan jadi momen yg menakjubkan. Peluk mereka
erat-erat, lantas, besok lusa, yakinkan semuanya dengan perbuatan yang
nyata dan baik.
Dan jangan sampai keliru, mandiri itu bukan sekadar bisa
mencari uang sendiri. Bukan cuma urusan bekerja. Mandiri itu ada dalam
banyak wujud. Mulai dari hal sepele, bisa mengerjakan tugas rumah
sendirian, mencari dulu barang hilang daripada berteriak-teriak, memilih
mengerjakan sesuatu dibanding menyuruh orang lain, dan sebagainya, dan sebagainya.
Sekecil apapun bentuknya, sekali sikap mandiri itu tumbuh subur, maka
cara berpikir, cara bertindak kita akan berubah banyak. Jika itu
terjadi, persis seperti saat melihat anaknya pertama kali tengkurap,
merangkak, berjalan, sekolah, meski kita tidak pernah tahu, bapak ibu
kita selalu terharu melihatnya.
Nah, Selamat menjadi anak2 yang hebat secara kongkret :) :) :)