Sabtu, 29 Desember 2012

-- Moga Mama disayang Allah--

Mama adalah wanita terhebat dalam hidupku. tentu saja, pastinya setiap anak akan berkata hal yang sama tentang ibunya, terhebat, tercantik, terpintar, terjago memasak, dan ter ter yang lain. Tak masalah, karena memang setiap ibu adalah jagoan bagi anak-anaknya. Termasuk jagoan dalam hidupku.

Dulu, aku gampang sekali menangis. Ahh gampang sekali. Sampai akhirnya mama berkata padaku bahwa air mata seorang perempuan itu berharga sekali. Berapa banyak air mata yang sudah kita tumpahkan untuk seseorang, benda, atau sesuatu di atas dunia ini? Dan berapa banyak lagi yang akan kita tumpahkan esok lusa? My dear, bukankah kalimat itu nyata? "Seseorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis), maka Allah akan menolongnya saat tidak ada lagi pertolongan yg tersisa kecuali pertolonganNya." Maka Ayo, lebih baik kita menangis untuk yang maha mendengar. Janji itu valid, pasti terbukti. Janji itu sungguh hebat, pertolongan saat tidak ada lagi yang bisa menolong. Allah sungguh tahu kita menangis untukNya atau bukan. Maka jangan sia-siakan air mata kita.

Sekarang, dan sama seperti sebelum-sebelumya, saat aku terbaring sakit, tertatih lemah tidak berdaya, aku juga melihat mama tertatih penuh beban.Tapi sungguh, demi melihat kesembuhan anaknya, beliau bergegas berdiri tangguh, berusaha tegar dengan sisa apapun, berganti semangat menyala, terus berusaha. 

Mama, disetiap hembusan nafasku, selalu ku berdoa semoga engkau disayang Allah :')

Jumat, 21 Desember 2012

Belajar untuk Mandiri


Kita boleh jadi tidak melihatnya, karena kita masih kecil, tapi saya bisa pastikan, betapa terharunya bapak ibu kita melihat anaknya pertama kali belajar tengkurap, dada mereka mengembang oleh perasaan bahagia, mulut merekah senyum indah tak terkira. Juga saat anaknya pertama kali merangkak, saat pertama kali berhasil berdiri, saat pertama kali berhasil melangkahkan kaki berjalan. Duhai, mata mereka berkaca2, berbisik sejuta doa, terima kasih dan perasaan syukur tiada terkira.

Kita boleh jadi tidak melihatnya, karena walaupun kita sudah cukup besar, kita tidak sempat memperhatikan, betapa terharunya bapak ibu kita melihat anaknya pertama kali berangkat sekolah. Memakai seragam. Menyandang tas, lantas cium tangan, berpamitan. Wajah bapak ibu kita terlihat lebih muda beberapa tahun, mata mereka begitu terang oleh perasaan bahagia.

Dan kita boleh jadi tidak melihatnya, karena walaupun kita semakin besar, semakin memperhatikan, ternyata bapak ibu kita pintar menyembunyikannya, kita tetap tidak tahu betapa bangganya mereka melihat kita untuk pertama kalinya bisa mandiri. Lulus sekolah, memperoleh pekerjaan. Atau saat sekolah sudah belajar mencari keran rezeki yang baik. Tidak banyak membebani orang tua, tidak merepotkan. Tahu diri, bisa bersegera mandiri. Itu selalu menjadi momen yang penting bagi bapak ibu kita.

Maka, jadilah remaja yang paham. Itu benar, boleh jadi orang tua kita mampu membelikan mobil, tapi mereka akan bangga saat kita bilang 'tidak usah', tidak mengapa naik kendaraan umum, biar belajar mandiri. Itu benar, boleh jadi orang tua kita mampu membelikan HP model mutakhir, tapi mereka akan bangga saat kita bilang 'tidak usah', cukup yang seadanya, atau malah, kita bisa membelinya sendiri dengan belajar mandiri. Dan lebih tidak terbilang bangganya mereka, jika ternyata orang tua kita memang tidak mampu, melihat anak2nya bisa segera mandiri menaklukkan dunia ini.

Jika keluarga kita sangat terbatas, misalnya, maka katakanlah pada mereka, "Pak, Ibu, tidak perlu mencemaskan banyak hal. Biaya pendidikanku, biaya pendidikan adik2, biaya pendidikan kakak, aku akan mencari jalan keluarnya. Tuhan tidak akan pernah membiarkan seseorang yang terus berusaha." Itu akan jadi momen yg menakjubkan. Peluk mereka erat-erat, lantas, besok lusa, yakinkan semuanya dengan perbuatan yang nyata dan baik.

Dan jangan sampai keliru,  mandiri itu bukan sekadar bisa mencari uang sendiri. Bukan cuma urusan bekerja. Mandiri itu ada dalam banyak wujud. Mulai dari hal sepele, bisa mengerjakan tugas rumah sendirian, mencari dulu barang hilang daripada berteriak-teriak, memilih mengerjakan sesuatu dibanding menyuruh orang lain, dan sebagainya, dan sebagainya. Sekecil apapun bentuknya, sekali sikap mandiri itu tumbuh subur, maka cara berpikir, cara bertindak kita akan berubah banyak. Jika itu terjadi, persis seperti saat melihat anaknya pertama kali tengkurap, merangkak, berjalan, sekolah, meski kita tidak pernah tahu, bapak ibu kita selalu terharu melihatnya.

Nah, Selamat menjadi anak2 yang hebat secara kongkret :) :) :)

Menuliskan Nama di Pasir Pantai


Aku suka menulis. Sukaaaaaaa sekali. Sama seperti aku menyukai hujan. Jika hati sedang dalam kondisi kacau, menumpahkannya lewat tulisan sungguh sangat membantu memperbaiki mood. Maka jangan heran jika kalian temukan buku catatakan sekolah/kuliahku penuh coretan yang tidak jelas. Aku suka menulis. Menulis apa saja. Seperti bercerita melalui tulisan. Sama seperti aku suka  berlarian di bawah hujan, aku juga senang sekali berlarian di pasir pantai, menuliskan sesuatu sambil merasakan angin...

Siapa di sini yang pernah menuliskan nama, sesuatu, atau apapun di pasir pantai? Saya suka melakukannya. Dulu, favorit saya tentu saja menuliskan nama sendiri. Besar-besar. Semakin besar, semakin senang melihatnya. Sekarang, saya menuliskan apa saja yang terpikirkan. 

Kita suka menulis sesuatu di pasir pantai, bukan? Berlarian, tertawa senang. 
Lantas ombak lautan menerpa kaki, menghapus tulisan itu. 

Begitulah kehidupan. Kita menuliskan banyak hal dalam hidup ini. Apa saja. Dalam artian yang sebenarnya kita menulis catatan, buku, laporan, corat-coret, dan sebagainya. Dalam artian lebih filosofis kita menuliskan keseharian dalam setiap pagi, siang, sore dan malam. Bertemu dengan orang lain, berinteraksi dengan orang lain, menolong orang lain, atau menyakiti orang lain, tidak peduli dengan orang lain, apapun itu bentuknya. Kita menuliskan kehidupan. 

Lantas ombak waktu menerpa kita semua, menghapus tulisan kehidupan itu.

Ada banyak raja-raja di dunia ini. Ada banyak jenderal2 perang. Ada banyak pemimpin2, orang2 berkuasa, jutaan jumlahnya, tapi ombak waktu telah menghapus tulisan itu. Kita tidak tahu lagi mereka, kita tidak pernah tahu. Ada banyak orang2 tersohor di dunia ini. Ada banyak orang2 hebat di dunia ini. Entah itu jahat, baik, mulia, rendah, tapi ombak waktu telah menghapus tulisan itu. Kita tidak tahu. Sesungguhnya hanya segelintir tulisan kehidupan orang2 yang tersisa dan sempat kita baca. Sisanya dibawa pergi ombak.

Tapi tidak mengapa. Karena demikianlah hidup, keniscayaan. Siapa pula yang akan mengingat detail tersebut? Ada banyak manusia di muka bumi itu. Maka mari kita menulis kehidupan kita dengan sesuatu yg lebih hakiki. Mari kita menuliskan nama kita di hati orang2 sekitar. Entah itu di hati adik kita, kita menjadi kakak yang membanggakan. Entah itu kakak, kita menjadi adik yang keren. Entah itu orang tua, kita menjadi anak yang berbakti. Entah itu anak2 kita, kita menjadi orang tua yang selalu ada. Entah itu bagi teman-teman, kita menuliskan nama kita di hati mereka. Entah itu di tetangga, orang2 sekitar.

Ombak waktu juga pasti akan menggulungnya. Tapi itu tetap spesial.
Sama persis seperti menuliskan nama kita di pasir pantai, ombak lautan akan menghapusnya, tapi MOMEN saat kita menuliskan nama itulah yang paling penting. Penuh rasa senang, penuh rasa syukur.

Mari menjadi orang2  baik, berahklak terpuji, dan bermanfaat bagi sekitar :) :) :)

Kamis, 13 Desember 2012

Tentang Takdir



Hari ini salah satu sahabatku bersedih hati. Sedih sekali melihatnya muram seperti itu. Dia sedih karena telah gagal mencapai suatu hal. Ku katakan padanya bahwa itu bukan gagal, hanya belum berhasil. Tapi tetap saja, mukanya mendung dan gelap. Semoga tidak lama, karena aku telah merindukan wajah cerianya. Ayolaaaaah Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut.
Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita?



Kamu tahu sahabatku ??? 

Bayangkan sebutir gandum tergeletak sendirian di lantai, di gudang penyimpanan. Sebutir gandum itu jatuh saat karung-karung ditumpuk. Lantas terkena sepakan kuli-kuli angkut yang beranjak pulang sore hari, terlempar kesana kemari, hingga akhirnya terjepit tersembunyi di sela-sela tegel. Seseorang yang bertugas menyapu lantai gudang menjelang malam meletakkan ember kering persis di atasnya. Sempurna sudah  melindungi butir itu dari apapun. Atap gudang penyimpanan itu juga kokoh dan rapi, tidak pernah tampias meski setetes air sepuluh tahun terakhir.

Malam itu hujan deras turun.

Tetapi kering atau basah nasib sebutir gandum itu sudah ditentukan. Tidak peduli seberapa baik atap gudang menahan hujan. Tidak peduli seberapa kokoh ember plastik melindunginya. Tidak peduli seberapa dalam rekahan tegel menutupinya. Kalau malam itu ditentukan basah, maka basahlah ia, kalau ditentukan kering, maka keringlah ia. Begitu pula kehidupan. Robek-tidaknya sehelai daun di hutan paling tersembunyi sekalipun semua sudah ditentukan. Menguap atau menetesnya sebulir embun yang menggelayut di bunga anggrek di dahan paling tinggi, hutan paling jauh…. semua sudah ditentukan.

Sahabatku, kehidupan ini tidak sia-sia. Besar kecil, semua berarti. Semua sudah ada yang menentukan. Kalau urusan sebutir gandum saja sudah ditentukan, bagaimana mungkin urusan manusia yang lebih besar bakal luput dari ketentuan??? Bagi binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati kehidupan adalah sebab-akibat. Mereka hanya menjalani hukun alam yang sudah ditentukan. Setandan pisang masak-menguning setelah sekian hari, setangkai bunga melati jatuh-layu setelah sekian hari, seekor buaya ditentukan jenis kelaminnya berdasarkan hangat-dinginnya suhu induk mengerami…. Tidak ada yang melanggar aturan main itu.

Bagi manusia, hidup ini juga sebab-akibat. Bedanya bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi dan begitu seterusnya, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu…. Saling mempengaruhi, saling berinteraksi…. Sungguh kalau kulukiskan peta itu, maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar melingkar. Indah. Sangat indah. Sama sekali tidak rumit.

Itulah mengapa tidak semua orang mengerti apa sebab-akibat kehidupannya. Dengan tidak tahu, maka mereka yang menyadari kalau tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan akan selalu berbuat baik. Setiap keputusan yang mereka ambil, setiap kenyataan yang harus mereka hadapi, kejadian-kejadian menyakitkan, kejadian-kejadian menyenangkan, itu semua akan mereka sadari sebagai bagian dari bola raksasa yang indah, yang akan menjadi sebab-akibat bagi orang lain. Dia akan selalu berharap perbuatannya berakibat baik bagi orang lain.

Kecil-besar nilai sebuah perbuatan, langitlah yang menentukan, kecil-besar pengaruhnya bagi orang, langit juga yang menetukan. Bukan berdasarkan ukuran manusia yang amat keterlaluan mencintai dunia ini...



Sahabatku...Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya, begitupun sebaliknya, apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana...

Come on...wake up dear, i am really missing your smile :) :) :)

 

Senin, 10 Desember 2012

Obat hidup paling mustajab

Hari itu ayah datang ke Bogor, mengunjungi putri pertamanya yang sedang merantau di kota hujan. Perjalanan 7 jam dengan bis beliau jalani demi bertemu aku. Sebelum bis tiba di terminal, aku sudah menunggu terlebih dahulu dengan perasaan was-was. Saat aku tanya "Ada apa sih yah??? Mbak khawatir sama ayah kenapa-kenapa di jalan???#$#$#@&*....dan serentetan pertanyaan dari ku tepat saat ayah baru turun dari bis. Ayah cuma jawab "kangen..." dan dengan senyumnya yang khas. Ah Ayah sungguh membuatku terharu :) Aku jalan-jalan bareng ayah seharian, dan dengan raut mukanya yang teduh, ayah berbicara padaku. Kurang lebih seperti ini....

"...pernahkah kamu menghela nafas panjang, dada berdebar tanpa penjelasan, kecemasan datang tanpa diundang, dan pundak seolah menanggung beban berat tidak terlihat? Pernahkah kamu membenci siang, hingga berharap dia tidak usah datang saja esok pagi, berharap semoga malam ini tidak akan pernah berakhir.. terusss saja malam, terusss saja.. sehingga urusan besok tidak perlu dihadapi..??"

Aku cuma diam sambil melihat ayah, karena aku yakin ayah tak memerlukan jawabanku...

"...pernahkah kamu tidur gelisah, kosong menatap langit2 kamar, bahkan kadang mata berair tanpa terasa akibat sesak di hati.. bahkan kadang menangis dalam tidur? pernahkan kamu sesak disakiti orang lain, kecewa dikhianati orang lain, dihinakan, dianggap tidak-ada, khawatir akan masa depan, ambisi2 yg menjauh, hingga masalah2 kecil yg dataaaaang saja tanpa bosan2, membuat terkeluh???..."

Aku..tetap diam sambil melihat ayah...

"...pernahkah kamu sekali saja dalam hidup ini membenci HUJAN? ber-duuhhh, ber-arggh, ber-sialan mengumpat kenapa hujan harus turun???..."

"tidak yah..." jawabku cepat. Aku selalu menyukai hujan..
 
"...Bagus. karena  jika kita sudah tega mengumpat HUJAN yg sejatinya adalah berkah, maka sudah kronis sekali sakit hatinya. dan tahukah kamu apa obat mustajabnya? sederhana sekali, yaitu: b e r s y u k u r.Dari berpuluh2 akhlak mulia yg disebutkan kitab suci, dari ratusan sifat2 hebat Nabi, Rasul, dan orang2 hebat nan terpilih, inilah sala-satu akhlak pertama dan utama yg harus dikuasai.. bersyukur.. itulah obat paling mustajab hati dalam kehidupan hari ini.. bersyukur..dengan menguasai ilmu syukur.. maka akhlak2 mulia yg lain akan mudah dikuasai.. ihklas.. sabar... qanaah, merasa cukup.. tidak serakah, rakus, itu semua turunan dari akhlak syukur.. dan ayah kasih tahu ya rahasia kecil tentang syukur.. yaitu: kita tidak cukup hanya pandai, my dear.. banyak sekali orang2 yg pandai bersyukur tapi hidupnya tidak kunjung bahagia.. yaps, pandai bersyukur itu necessary (penting); tp pelengkapnya (sufficient) adalah 'senantiasa'.. jadi senantiasalah pandai2 bersyukur, selalulah pandai2 bersyukur.. maka seperti apapun dunia ini menyakiti kita, seketika, di depan mata kita seolah akan dibentangkan 8 pelangi indah.. yakinlah...."
 
Ah Tuhan, aku pun selalu bersyukur karena telah memberiku ayah terhebat nomor satu seluruh dunia :)

Minggu, 02 Desember 2012

Senandung Jiwa



Jiwaku mengajariku dan mendidikku untuk mencintai apa yang orang lain benci
Dan menjadi teman bagi siapa saja yang dicaci maki
Jiwaku menunjukkan pada diriku bahwa cinta juga bangga terhadap dirinya
Bukan hanya yang dicintainya dan lebih dari yang mencintainya


Jiwaku mengajariku , dan sapanya “jangan terlau gembira jika dipuji, dan terlalu sedih jika disalahkan”
Sebelumnya, aku malah meragukan harga pekerjaanku
Kini aku sadar, bahwa bunga mekar di musim semi dan pohon-pohon berbuah di musim panas tanpa berharap untuk dipuji
Daunnya rontok di musim gugur, dan telanjang di musim dingin tanpa takut untuk disalahkan


Jiwaku lagi-lagi menasihatiku..
 untuk tidak mengukur waktu dengan mengatakan yang ada hanyalah kemarin dan hari esok
sebelumnya, aku membayangkan waktu yang lalu seperti epos yang tidak pernah berulang
sedang masa depan adalah epos yang tidak dapat digapai


sekarang aku menyadari bahwa saat sekarang mengandung semua waktu
dan didalamnya semua harapan dapat disandarkan
jiwaku menyadariku untuk tidak membatasi ruang dengan mengatakan di sini, di sana, atau di seberang sana
detik ini aku menyadari bahwa dimanapun aku berada, aku mempunyai seluruh ruang