Jiwaku mengajariku dan mendidikku untuk mencintai apa yang
orang lain benci
Dan menjadi teman bagi siapa saja yang dicaci maki
Jiwaku menunjukkan pada diriku bahwa cinta juga bangga
terhadap dirinya
Bukan hanya yang dicintainya dan lebih dari yang mencintainya
Jiwaku mengajariku , dan sapanya “jangan terlau gembira jika
dipuji, dan terlalu sedih jika disalahkan”
Sebelumnya, aku malah meragukan harga pekerjaanku
Kini aku sadar, bahwa bunga mekar di musim semi dan pohon-pohon berbuah di musim panas
tanpa berharap untuk dipuji
Daunnya rontok di musim gugur, dan telanjang di musim dingin
tanpa takut untuk disalahkan
Jiwaku lagi-lagi menasihatiku..
untuk tidak mengukur
waktu dengan mengatakan yang ada hanyalah kemarin dan hari esok
sebelumnya, aku membayangkan waktu yang lalu seperti epos
yang tidak pernah berulang
sedang masa depan adalah epos yang tidak dapat digapai
sekarang aku menyadari bahwa saat sekarang mengandung semua
waktu
dan didalamnya semua harapan dapat disandarkan
jiwaku menyadariku untuk tidak membatasi ruang dengan
mengatakan di sini, di sana, atau di seberang sana
detik ini aku menyadari bahwa dimanapun aku berada, aku
mempunyai seluruh ruang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar