Minggu, 02 Desember 2012

Senandung Jiwa



Jiwaku mengajariku dan mendidikku untuk mencintai apa yang orang lain benci
Dan menjadi teman bagi siapa saja yang dicaci maki
Jiwaku menunjukkan pada diriku bahwa cinta juga bangga terhadap dirinya
Bukan hanya yang dicintainya dan lebih dari yang mencintainya


Jiwaku mengajariku , dan sapanya “jangan terlau gembira jika dipuji, dan terlalu sedih jika disalahkan”
Sebelumnya, aku malah meragukan harga pekerjaanku
Kini aku sadar, bahwa bunga mekar di musim semi dan pohon-pohon berbuah di musim panas tanpa berharap untuk dipuji
Daunnya rontok di musim gugur, dan telanjang di musim dingin tanpa takut untuk disalahkan


Jiwaku lagi-lagi menasihatiku..
 untuk tidak mengukur waktu dengan mengatakan yang ada hanyalah kemarin dan hari esok
sebelumnya, aku membayangkan waktu yang lalu seperti epos yang tidak pernah berulang
sedang masa depan adalah epos yang tidak dapat digapai


sekarang aku menyadari bahwa saat sekarang mengandung semua waktu
dan didalamnya semua harapan dapat disandarkan
jiwaku menyadariku untuk tidak membatasi ruang dengan mengatakan di sini, di sana, atau di seberang sana
detik ini aku menyadari bahwa dimanapun aku berada, aku mempunyai seluruh ruang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar