Selasa, 27 Agustus 2013

Belajar Memasak

Selama 2 bulan di malang aku belajar banyak. Termasuk belajar memasak..

Aku mulai tertarik belajar memasak, sejak aku tahu  bahwa proses memasak teramat sangat menentukan kandungan nutrisi di dalamnya. Misalnya saja memamasak sayuran. Sebaiknya sayuran tidak terlalu lama mengalami proses pemanasan, dan akan lebih bagus jika fresh cooked saja, artinya sayuran masih dalam kondisi segar setelah dimasak.

Aku mulai senang belajar memasak, sejak aku melihat mega dan rachma teramat senang saat aku membuatkan mereka nasi goreng, di saat tengah malam dan mereka kelaparan. Entah karena nasi goreg buatanku enak, atau karena mereka sedang kelaparan, yang jelas nasi goreng itu habis tak bersisa. Rasanya sangat menyenangkan melihat mereka kenyang, haha

Aku mulai rajin belajar memasak, sejak alergiku sering kumat. Menurut dokter,  salah satu pemicunya adalah makanan yang sering aku makan terlalu banyak MSG-nya.ckckck

Dan aku mulai serius  belajar memasak , sejak aku sadar bahwa kelak aku akan menjadi seorang istri dan seorang ibu. Aku ingin pandai memasak untuk suami dan anak-anakku.  Teramat sangat menginginkan mereka hanya memakan makanan yang baik dan menyehatkan.

Dan aku harus belajar memasak, tidak lain dan tidak bukan karena aku seorang perempuan…


suatu sore di Malang, setelah kelar memasak...


Sabtu, 17 Agustus 2013

Batu dengan sejuta pesonanya

17 Agustus kali ini aku berada di kota batu. Sebuah kota yang sangat jauh dari keramaian. Kota yang terisolasi. Kota yang suhu udaranya tidak pernah lebih dari 22 derajat celcius. Kota yang mengharuskanku menggunakan jaket setiap waktu. Kota yang memiliki penduduk yang sangat ramah tamah. Kota dengan sejuta pesona alamnya..

Siang tadi aku memutuskan untuk berpetualang. Sendiri. Aku harus mengunjungi banyak tempat selagi di sini. Mumpung sedang libur, itu yang selalu ada di otakku.
Ya Tuhan, kota ini indah sekali..

Aku menemukan padang rumput yang saaaaaangat luas, dengan ilalang-ilalang yang tinggi menjuntai. Aku menemukan banyak dandelion. Siang itu cuaca cerah, tapi matahari di sini tidak pernah sekalipun menyengat kulitku. Aku menemukan banyak tanaman liar yang tumbuh, dengan bunga-bunga beraneka warna yang cantik sekali. Aku juga merasakan angin berhembus kencang. Dan aku merasa sangat bebas. Aku merasa bahagia sekali di tempat itu. Aku merasa bahagia Tuhan. Di lapangan yang luas itu, aku berdiri menginjak bumi, tapi merasa dekat sekali dengan langit.

Terima kasih Tuhan telah memberiku kesempatan untuk menginjakkan kaki di tempat ini. Alam di sini teramat sangat indah. Rasa-rasanya aku ingin mengabadikan setiap momen, untuk kelak aku ceritakan pada suami dan anak-anakku :)


Batu, saat menunggu maghrib

Kamis, 08 Agustus 2013

Mozaik


Episode hidupku kali ini membawaku jauh hingga ke tanah Madura. Sebuah pulau yang tak pernah terlintas walau sepersejuta detik di otakku. Apa yang terjadi hingga sejauh ini, rasa-rasanya seperti sedang mengumpulkan mozaik dalam hidupku. Ya kawan, seperti kepingan puzzle yang sedikit-demi sedikit tersusun melengkapi ingin ku.

Dulu, dulu sekali, saat masih duduk di bangku SMP, aku berdoa “ Tuhan, aku ingin sekali pergi ke tempat-tempat yang jauh, menemui beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin pergi ke suatu tempat yang sering hujan,juga  ke suatu tempat dimana aku akan limbung dihantam angin, menciut dicengkram dingin, dan merah terbakar sinar matahari. Aku ingin hidup, ingin merasakan sari pati hidup…

Doa yang aneh..” celetuk salah satu sahabatku.

Hingga akhirnya aku berguru ke Bogor. Kota hujan kawan. Ya, hampir setiap hari aku melihat hujan di bogor, dari mulai hujan gerimis, hingga hujan maha dasyat seperti badai pernah aku lihat. Tak jarang juga aku berjalan di bawah hujan, menggunakan payung tentu saja, tapi itu sudah cukup menyenangkan. Tiap kali mendengar suara hujan, aku seperti mendengarkan alam sedang bernyanyi. Indah sekali. Damai. Suatu perasaan yang sulit aku deskripsikan.

Aku ingin limbung dihantam angin. Pantaiiiiiiii. Ya pantai. Akhirnya di usiaku yang ke-21 tahun ini aku pergi ke pantai. Kalian tahu bagian mana yang paling menarik? Yaitu disaat aku merentangkan kedua tanganku menghadap laut, begitu dekat, tanpa alas kaki, dan angin kencang menghantamku, membuat kerudungku menari-nari, membuat kedua pipiku menjadi dingin, membuat pakaian yang kukenakan basah terkena ombak. Rasa-rasanya hidup seketika tak ada beban, tak punya masalah barang sebutir debu pun. Indah sekali. Damai. Suatu perasaan yang sulit sekali aku deskripsikan.

Aku ingin menciut dicengkram dingin. Kota Batu. Bayangkan air berisi es batu, kira-kira seperti itu dinginnya air di kamar mandi. Jangankan air di kamar mandi, pun udara di pinggir jalan saja diinginnya luar biasa. Jadi mandi adalah suatu kegiatan yang memerlukan perjuangan tersendiri, haha. Eh tunggu, bukan hanya mandi. Tidur pun penuh perjuangan. Jaket tebal, selimut, kaos kaki, sarung tangan, syall, adalah barang-barang wajib yang perlu dikenakan sebelum tidur. Lupa??? Kupastikan meriang pas bangun, hahaha

Aku ingin terbakar terkena panas. Madura. Pulau penghasil garam ini luar biasa panasnya. Matahari jam setengah tujuh sudah terang benderang. Jam sembilan pagi seperti jam 12 siang. Intinya panas. Maka aku sarankan untuk siapa saja yang ingin berkunjung ke Madura untuk tidak lupa membawa hand and body lotion ber-SPF, setidaknya SPF 15 biar kulit gak item, haha.

Dan aku ingin menemui beragam bahasa juga orang-orang asing.

Kota batu dengan bahasa jawanya yang khas :
Saat beli sayur…
Seorang ibu : Neng @$%%^&%^$$^^^&*&^^…..
Aku : hah, apa bu??? (roaming)

Kota Madura, saat jogging
Seorang petani : Be’en #%$%$^%&%^$$$%$#%%%
Aku : hah, apa bu??? (roaming)
Dan “hah apa bu-hah apa bu” yang lain tak terhitung banyaknya, ckckck

Tentu saja ini bukan akhir. Aku percaya Tuhan masih akan terus membawaku ke tempat-tempat yang tak pernah aku duga. Tuhan selalu memberikanku kejutan. Menyenangkan sekali. Kejutan selalu menyenangkan. Hidup memang sungguh-sungguh misteri, juga fantastis.

Hidupkan hidupmu. Hidupmu adalah hidupmu. Selamat hidup