Kamis, 16 Mei 2013

Perempuan

usiaku 21 tahun saat menulis ini. Melirik nominal usiaku, maka menurut mata kuliah Tumbuh Kembang Manusia yang ku ikuti, aku telah masuk ke dalam kategori kelompok wanita dewasa, dewasa muda tepatnya.

Tapi hingga detik ini, aku masih merasa sebagai seorang bocah yang belum mengerti banyak hal, salah satunya tentang perempuan. Hah, terdengar konyol mungkin, bagaimana tidak, aku adalah seorang perempuan, yang tidak lagi anak-anak, tapi aku tidak mengerti tentang perempuan..

Pertama, tentang sahabatku. Dia telah menikah dan memiliki seorang anak, lucu sekali, gemes. Sering kali dia bercerita tentang kelakuan suaminya yang sering kali membuatnya sakit hati, menangis, sesak di dada. Aku selalu hanya mendengarkan, lah aku bisa apa tentang masalah rumah tangganya?Tetapi ketika dia bercerita, bahwa orang tuanya menginginkan  dia bercerai saja dengan suaminya, dia menolak. Lagi-lagi aku cuma bisa mendengarkan. Dia berkata bahwa apa jadinya nasib sekecil? Buah hatinya itu? Gak paham, sumpah aku gak paham dengan apa yang ada di benaknya.

Kasus selanjutnya, adalah ketika suatu sore aku menonton berita tentang seorang pejabat yang tengah tersandung kasus korupsi dan wanita, yang mana pejabat itu telah berselingkuh terhadap 20 wanita cantik. Omaigaaad, cuma bisa geleng-geleng kepala. Dan betapa kagetnya ketika ternyata istri pejabat itu cantik, cantik sekali. "kok bisa sih selingkuh..?" pertanyaan yang penuh di kepalaku saat itu. Dan bertambah tidak paham ketika di berita itu sang istri datang ke rutan membawa makanan, dan sambil tersenyum bilang ke para wartawan "Ini masakanku untuk Bapak, kasihan Bapak di dalam sana...."

kok bisa kok bisa kok bisa siiiiih? Aku langsung tanyakan pada mama, dan jawabnya "tentu saja, karena mereka seorang ibu, yang mana perasaannya sendiri bukan lagi prioritas utama. Yang terpenting bagi seorang ibu adalah nasib keluarganya, terutama anak-anaknya", "Tapi Ma, banyak juga ibu yang tidak peduli dengan keluarganya, hanya melulu memikirkan penampilan, kumpul-kumpul bareng teman-temannya, shopping, dan lain-lain..." Aku tahu mama tersenyum mendengar celotehanku, walaupun kita tidak bicara langsung, hanya melalaui telephon. Ah, karena terlalu sering memperhatikannya, sedikit banyaknya aku tahu kebiasaannya. "Itulah yang membedakan antara perempuan hebat dan bukan. Perempuan yang hebat, yang luar biasa, akan selalu berjuang untuk kebahagiaan orang-orang disekitarnya, terutama suami dan anak-anaknya. Dan kabar baiknya adalah, kita selalu bisa memilih ingin menjadi perempuan yang seperti apa, perempuan hebatkah, atau perempuan buruk..." "ooooh...." responku sambil mencerna penejelasan mama. "Heii, kapan kamu berencana menikah?" petanyaan mama langsung membuyarkan lamunanku "Ahahahahaha...mbak kan masih kecil.." "Heh, mama sedang berbicara dengan perempuan 21 tahun, bukan anak-anak lagi...". Tak ada jalan lain selain mengalihkan topik pembicaraan, hahaaaaaa :D

Benar, lagi-lagi benar bahwa hidup adalah tentang pilihan. Ingin menjadi apa, termasuk ingin menjadi perempuan hebatkah, atau perempuan biasa-biasa saja. Ah, alangkah bagusnya apabila kelak aku menjadi seorang ibu/wanita yang hebat. Tentu saja, disetiap keinginan harus ada usaha, perjuangan, dan komitmen yang sungguh-sungguh. Harus tegar sekeras batu karang.

Dan sungguh di Syurga ada bidadari-bidadari dengan mata yang jeli, dan kelopak mata yang selalu berkedip-kedip bagai sayap burung yang indah. Mereka baik lagi cantik jelita. Ingin sekali bisa menjadi salah satu bidadari syurga. Amiiin, Allahumma amin :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar