Sabtu, 23 Maret 2013

Wanita dan Pendidikan

Saya selalu menyanjung posisi ibu rumah tangga. Kenapa? Simpel jawabannya, karena memang mulia-lah ibu rumah tangga.

Saya tidak sedang membenturkan realita wanita karir vs ibu rumah tangga. Tidak ada, dan tiadalah berguna. Dan Hei, bukankah semua wanita itu, kalau dia menikah, lalu memiliki anak, dan  berkeluarga, maka otomatis dia adalah ibu rumah tangga? Jadi, kalau kita ingat-ingat lagi pelajaran matematika tentang himpunan, irisan, gabungan, maka ibu rumah tangga adalah semestanya.

Jadi, tidak perlu ada wanita karir yang merasa terpojokkan--kemudian sibuk membela diri. Tidak perlu juga yang 100% di rumah merasa lebih sukses jadi ibu rumah tangga dan membanggakan diri. Yang perlu itu adalah: semua wanita membutuhkan ilmu untuk menjadi ibu rumah tangga. Seperti ilmu tentang pentingnya ASI bagi bayi...


Memberikan ASI, memberikan air susu ibu ke anak bahkan diatur dalam kitab suci, jauh-jauh hari sebelum berkembangnya penelitian dan ilmu teknologi yang meneliti ASI, lalu menyatakan bahwa ASI mengandung semua zat yang dibutuhkan bayi. Maka kupastikan betapa pentingnya ASI. Tidak hanya oleh lembaga kesehatan dunia seperti WHO, dan sebagainya-dan sebagainya.

Tidak ada alasan karena sibuk, karena repot, atau apalah itu. Apalagi teknologi saat ini semakin baik, ada kulkas untuk menyimpan contohnya.  Hal ini kadang ironis, ada ibu yang menangis sepanjang malam karena air susunya tidak keluar, tapi dia berusaha menunaikan hak anaknya; sebaliknya ada ibu yang air susunya melimpah, memutuskan berhenti menyusui anaknya karena kesibukan. 


Semua ibu rumah tangga yang baik, termasuk calon ibu rumah tangga (seperti aku,hehe), penting sekali memiliki pemahaman baik tentang air susu ibu ini. Itulah mengapa pendidikan penting bagi setiap wanita. Dan boleh jadi mama menyekolahkanku setinggi mungkin agar kelak bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik. Tidak ada itu, logika sia-sia saja bukan??? ^^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar