Selasa, 13 November 2012
Maaf Mama, Baru Sekarang Aku Paham :(
Suatu siang, 8 tahun yang lalu, saat aku masih menjadi anak SD, Mama memanggilku “ Nindy, ayo mendekat. Mama mau cerita…” Hati Nindy kecil saat itu ber-yaaaaaaaaah bete, pasti cerita-cerita itu lagi, ngebosenin banget deh. Tetapi tentu saja, aku memasang wajah ceria, dan dengan wajah yang antusias ala anak-anak menyimak mama bercerita. Sebenarnya sama seperti anak-anak pada umumnya, aku senang mendengarkan cerita. Bahkan sampai detik ini pun, saat aku telah menjadi seorang gadis berumur 20 tahun, aku masih suka sekali mendengarkan cerita. Bukannya aku tidak suka dengan cerita mama, tetapi yang jadi masalah adalah, mama selalu menceritakan hal yang sama, cerita-cerita saat masa kecilnya, remajanya, atau dewasanya dulu, dan diulang terus-menerus. Satu hal yang selalu mampu membuatku bertahan mendengarkan adalah wajah mama yang berseri-seri tiap kali bercerita. Selalu tersenyum ketika mengingat-ingat masa lalunya dulu. Ah…wajah yang menyenangkan. Walaupun aku gak paham benar apa sih menariknya masa anak-anak.
Dan sekarang aku baru paham ma, setelah aku merasakannya sendiri. Di sini, di tanah rantau ini, saat pulang dari kampus dan melihat beberapa anak memakai seragam SD, bekejar-kejaran, baju dekil, dan merencanakan akan bermain apa nanti sore. Ah…mama, sekarang aku paham bagaimana perasaanmu dulu, senyum yang selalu mengembang tiap kali bercerita tentang masa kecilmu, saat itu engkau begitu rindu bukan??? Sama seperti apa yang ku rasakan saat ini ma. Rindu, kangen masa-masa itu. Saat buru-buru keluar pintu pas jam sekolah usai, sekitar jam 11 siang, lari-lari sampai rumah dan melihatmu sedang memasak. Rindu kejar-kejaran naik sepeda , mainan tanah, hujan-hujanan, dan baru pulang setelah kau berteriak-teriak mengomel. Hidup sama dengan bermain, bebas, seperti tanpa beban. Saat itu indah sekali ya ma untuk dikenang. Maaf mama, baru sekarang aku paham :(
Dulu, suatu malam, 6 tahun yang lalu, saat aku masih menjadi anak SMP. Aku masih ingat ma, saat engkau diam karena kecewa padaku. Kecewa karena pulang sekolah tidak langsung ke rumah, tetapi main dulu ke mall bersama teman-temanku.Aku telah melanggar nasihatmu ma. Kau tau ma, saat engkau marah, atau bersedih ,atau kecewa padaku, aku merasa menjadi orang yang paling sedih sedunia. Malam itu kuputuskan dengan tegas untuk tidak mengulangi lagi, walaupun kesel dan bertanya-tanya mama ini kenapa sih??? Gak gaul banget deh…
Dan sekarang aku baru paham ma, betapa bahayanya anak SMP main ke pusat perbelanjaan seperti itu, setelah sekarang aku menjadi seorang kakak dan sering sekali melarang mega (adikku yang masih SMP) untuk jalan-jalan di luar kegiatan akademik. Seram membayangkan bagaimana bahayanya di jalan, tindakan kriminal yang marak terjadi, dan hang-out semacam itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan drajat ke-gaul-an seseorang. Maaf mama, baru sekarang aku paham :(
Dulu, suatu sore di hari Sabtu, 3 tahun yang lalu, saat aku masih menjadi anak SMA. Aku begitu marah, kesal, dan menangis, saat mama tidak mengijinkanku pergi bersama teman lelaki satu sekolahku. Ya teman, dan tidak lebih dari itu, karena mama mengharamkan untuk puteri-puterinya berpacaran. Hal itu tentu saja aku paham, karena Islam memang melarang untuk pacaran. Tapi, kalau sekedar jalan bermain??? Saat itu aku masih belum paham dengan jalan pikiran mama, apa salahnya sih kan cuma main doang??? Kita kan gak ngelakuin macem-macem??? Cuma main aja apa salahnya siiiih??? Kenapa sih gak boleh sekaliiiiiiiiiiii aja, sekali aja maaa, padahal temen-temenku sering banget jalan berdua. pertanyaan-pertannyaan itu penuh di kepalaku. Tetapi tentu saja, meski aku gak paham kenapa, meski aku gak sependapat, meski aku gak suka, aku selalu menuruti kata-kata mama. Selalu saja ada energi untuk mencegahku melawan mama. Gak bisa, gak bisa melihat orang yang paling kusayang marah dan sedih, apalagi kecewa.
Dan sekarang aku baru paham ma, itu engkau lakukan demi menjaga kehormatannku. Engkau bahkan selalu menyuruh Bapak untuk menjemputku ke sekolah kalau-kalau ada kegiatan hingga sore hari, dan tak pernah mengijinkan lelaki manapun untuk mengantarku pulang. Sekarang aku paham, bahwa kehormatan seorang wanita di atas segala-galanya, mutlak di atas segala-galanya, hal itu bahkan tertulis dengan jelas di kitab suci Al-Quran. Maaf mama, baru sekarang aku benar-benar paham :(
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar