Jumat, 30 November 2012

Yang Bersemayam dalam Hati

Sedikit hal untuk direnungkan, dan dipahami^^

Apakah pacaran dan tidak pacaran ada hubungannya dengan kelak pernikahan langgeng atau tidak? Siapa yang bisa menjamin kalau tidak pacaran maka pernikahannya berkah dunia akherat? Tidak akan bercerai? Lantas siapa pula yang bisa menggaransi kalau pacaran, bakal berantakan? Keluarganya tidak berkah? Anak-anaknya jadi bandel, nakal? Jawabannya: memang tidak ada yg bisa memastikan.

Apakah ada yang menjamin bahwa menyusui anak-anak, memberikan ASI ekslusif selama enam bulan  mereka bakal jenius? Bakal sukses berat? Memangnya kalau disusui dengan susu formula anak-anaknya akan jadi bodoh? Besok lusa jadi anak gagal? Lagi-lagi jawabannya: memang tidak ada. Boleh jadi tidak ada korelasi antara menyusui anak dengan kesuksesan, dan sebagainya.
 
Maka di dunia ini, banyak hal baik yang tidak otomatis berkorelasi langsung dengan hasilnya akan baik juga. Terutama hasil sesuai standar manusia, definisi-definisi manusia secara umum. Belajar habis-habisan tidak selalu berkorelasi dengan bakal lulus dan diterima di universitas top. Bekerja keras setiap hari tidak selalu berkorelasi dengan jadi kaya raya. Belum tentu. Lantas kalau begitu, mending nggak usah belajar dong? Mending nggak usah bekerja?

Tentu tidak. Karena jelas, hal-hal baik, akan memberikan banyak sekali manfaat nyata dalam hidup kita. Dan itu kadang lebih hakiki dibanding hasil terlihat yang selalu kita nilai dengan standar dunia. Tidak pacaran, disamping memproteksi kita dari perbuatan dosa yang dilarang agama, juga akan memberikan kita opsi terbaik dari cara terbaik--terlepas keluarganya kelak jadi apa. Menyusui anak-anak kita, disamping sehat bagi bayi, juga akan memberikan kedekatan emosional dengan anak kita, pengalaman yang begitu menakjubkan--terlepas dari anaknya bakal sukses atau gagal. Belajar atau bekerja habis-habisan, jika dilengkapi dengan pemahaman baik, maka akan memberikan esensi proses yang baik, makna keseharian yang penting, yang kalaupun tidak ada korelasinya dengan hasil, tetap memberikan kelegaan. Kelegaan yang lebih lega dibanding hasilnya.

Ingatlah selalu bahwa kebahagiaan bersemayam di hati setiap orang. Kesuksesan juga menetap di hati setiap orang. Bagi orang-orang yang paham soal ini, maka urusannya sederhana. Kita tidak pernah tahu ending hidup kita sebelum masa itu tiba. Tidak seperti film, yang ada tulisan besar2 "The End" atau "Tamat". 
Ending sejati dari hidup kita adalah rahasia. Dengan semua misterinya, maka selalulah melakukan yang terbaik, dengan cara yang terbaik, dan biarlah Tuhan menentukan hasilnya, akan menjadi pilihan terbaik bagi kita. Biarlah Tuhan yang menuliskan ending terindahnya.
Aku sungguh tidak mengetahui masa depan itu akan seperti apa, dan aku tidak peduli, karena aku percaya bahwa tuhan adalah sutradara terhebat. Semangat^^ 

Minggu, 25 November 2012

Wanita Menangis adalah Anugerah :)


Hai wanita.. pernah kah kalian merasa suatu waktu rasanya ingin terus menangis karena sebuah perasaan yang ga dapat diungkapkan lewat kata-kata dan hanya bisa diungkapkan lewat air mata? aku yakin pernah.. Begitu pula aku.. banyak sekali momen yang aku lewatkan dengan air mata,, ga melulu karena sedih, bahagiapun bisa menangis.

Wanita memang diciptakan dengan semua keunikannya dan kesempurnaannya, tidak seperti laki-laki yang terlihat begitu kuat dan ga gampang meneteskan air mata. Lalu kenapa wanita diciptakan Alloh mudah meneteskan air mata? Hal ini perlu juga dipahami oleh kaum laki-laki loh.. Tangis kami bukan tak ada alasan tapi mungkin hanya kami yang mengerti , kami tak mampu untuk mengungkapkannya dalam sebuah kata ataupun kalimat.


Terkadang banyak anak yang bertanya pada ibunya ketika ibunya menangis: “kenapa ibu menangis?” tanya si anak. ” Sebab ibu adalah perempuan, nak” jawab si ibu. Si anak tetap belum memahami karena dia tak akan paham. Bertanyalah si anak pada ayahnya: ” Kenapa ibu menangis,ayah?” tanya si anak. “Ibumu memang sering menangis tanpa sebab yang jelas, banyak wanita yang sering menangis tanpa alasan” jawab sang ayah.


Si anak terus bertanya-tanya, mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, dia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, “Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?” Dalam mimpinya dia merasa seolah-olah mendengar jawapannya:


“Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.


Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.


“Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila dia telah membesar.


“Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.


“Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah.


“Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam apa jua keadaan dan situasi. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anak- anak yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didakap dengan lembut olehnya.


“Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sukar dan menjadi pelindung baginya.

Sebab bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak..?

“Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyedarkan bahawa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai isterinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.


“Dan akhirnya, Kuberikan wanita air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kepada wanita, agar dapat dia gunakan bila-bila masa pun dia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, kerana sebenarnya air mata ini adalah “air mata kehidupan.”


Air mata bukanlah satu kelemahan dari seorang wanita, Alloh memberikan air mata pada wanita agar dia lebih sempurna. Maha suci Alloh dengan segala rahmat dan berkah yang diberikan pada kita.


Jadi, para wanita.. kalau ingin menangis.. menangislah..karena itu adalah anugerah,, baik dalam sedih maupun senang.. Alhamdulillah

Minggu, 18 November 2012

Mereka dan Aku…



Dua tahun yang lalu, hari pertama aku tiba di kota hujan, saat keluargaku pamit untuk kembali ke Cirebon, perasaanku sungguh tak menentu. Ingin sekali aku menarik tangan mama, mencegahnya untuk masuk ke dalam mobil, dan berkata “Nindy ikut ya ma, Bolehkan kan ma. nindy ikut balik ke Cirebon, boleh ya ma, jangan tinggalin nindy sendiri di sini, plis…” Jangan berpikir aku lebay, karena memang seumur-umur aku belum pernah jauh-jauh dari mama. Mama segalanya untukku. Segala hal aku ceritakan pada mama. Mama seperti sahabatku sendiri. Tapi yang aku lakukan hanya diam dan menunduk, aku bahkan tak mempunyai energi untuk melambaikan tangan, atau sekedar melihat mobil yang mereka tumpangi lama-lama menghilang. Dan mereka benar-benar meninggalkanku sendiri. Yang aku lakukan setelah itu hanya berdiri di tempat, berdiri terus dan terus berdiri. Tak lama gerimispun datang, dan hujan. Air mata yang sedari tadi aku tahan tumpah, sama seperti hujan saat itu, seperti ditumpahkan dari langit. Hujan perlahan-lahan menentramkan hatiku, membuat damai. Entah kenapa, hujan selalu membuatku tenang, dan saat hujan aku selalu membuat permohonan. Saat itu aku membuat permohonan pada Zat Yang Maha Mendengar agar aku dipertemukan dengan teman-teman yang menyenangkan. Dan, seperti inilah temang-teman Biokimia, sini mendekat, akan aku ceritakan…

Hmmm..teman-teman biokimia tidak jauh beda dengan temen-teman SD, SMP, maupun SMA ku dulu. Datang ke ruang kuliah, ngobrol-ngobrol sebelum dosen datang, menyimak atau tertidur ketika dosen menjelaskan, dan mendiskusikan sesutu kalau-kalau memang ada yang perlu didiskusikan. Mereka Baik gak ya ??? Hmmm, sejauh ini gak ada yang dengan sengaja menaruh ulat bulu di tempat pensilku, atau menaruh lem tikus di tempat aku duduk, seperti yang pernah dilakukan teman SD ku dulu, hehehe. Entahlah…aku tidak  bisa memutuskan sifat seseorang yang satu ini, pun dalam konteks yang bukan individual, misalnya rata-rata dari mereka baik atau gak, aku tetap tidak bisa menilai. Kenapa? Karena sedangkal-dangkalnya hati seseorang siapa yang tahu bukan??? Hanya Allah yang tahu. Selain itu, karena mama selalu mengajariku untuk tidak menilai sesuatu sebelum aku selesai urusan dengannya, sebelum mengenal dengan baik, dan sebelum selesai mendengarkan atau selesai membaca semuanya.

Yang pasti, mereka adalah orang-orang istimewa dengan beragam pembawaan. Ada diantara mereka yang begitu ambisius, mereka adalah para pemimpi kelas kakap. Jika kalian tahu apa saja rencananya dimasa depan, kalian hanya akan mampu mengucap kata “wah….”. Ada diantara mereka yang heboh sekali, seperti memiliki energi berlebih, dan sebaliknya ada seseorang yang selalu terlihat lesu dan murung. Ada diantara mereka yang serba tahu segala hal, jangan pernah sok tahu di depannya kalau-kalau gak ingin malu. Ada yang fanatik banget mengidolakan sesuatu, dari yang berbangsa tanah air, sampai ke korea maupun jepang. Ada diantara mereka yang tenang sekali pembawaannya, dan begitu bijaksana, masalah serumit apapun yang aku hadapi, ketika selesai sharing dengannya, dia cukup tersenyum dan berkata “hmmm…tenang nindy…tenang” dan cling ajaib sekali. Seketika aku langsung menemukan titik terang dari persoalanku. Ada diantara mereka yang jago sekali berwirausaha, ada diantara mereka yang sering kai tertidur di kelas, tapi jangan ragukan kemampuanya. Begitulah, berjuta karakter.

Dan dimataku mereka kompak sekali. Dulu, masih teringat jelas di memori otakku, saat aku akan lomba membaca pusi di acara SPIRIT FMIPA, banyak dari mereka yang sibuk mengurusiku. Ada yang datang ke kosanku hanya meminjam KTM untuk mendaftarkan, ada yang sibuk mengurusi property pentas, ada yang menawariku bermacam-macam gaun untuk aku kenakan saat tampil, ada yang merias wajahku, membuat model jilbabku, ada yang walau sibuk tetap menyempatkan datang, pun yang berhalangan hadir tetapi menelpon/mengirimiku sms memberikan dukungan dan doa-doa. Sungguh, hari itu terjawab permohonan saat hujan 2 tahun yang lalu, saat aku memohon pada Allah untuk memberiku teman-teman yang menyenangkan.

Apakah aku pernah terluka dan menagis karena mereka??? Tentu saja pernah. Tak jarang aku menangis karena sikap mereka. Tapi tiap kali hatiku sakit aku langsung buru-buru menghilangkannya. Dan Hey,  bukankah kita penentu kebahagiaan kita sendiri? Seluruh air di samudera lautan tidak bisa menenggelamkan sebuah perahu kecil, jika airnya tidak masuk ke dalam perahu tersebut. Maka, seluruh kesedihan, kegundahan, beban hidup di dunia ini tidak bisa menenggelamkan hati kita, kecuali kita membiarkannya masuk ke dalam hati kita sendiri. Dan apakah mereka baik? Sungguh aku tak peduli. Tetapi satu hal yang jelas, bahwa aku tidak ingin berburuk sangka terhadap siapapun. Bukankah untuk merusak sebuah kebahagiaan, cukup hanya dengan berprasangka buruk ? aku hanya ingin menjadi orang yang baik, lalu hidup dengan baik, sesederhana itu.

Dan aku juga ingin memiliki arti bagi orang lain. Bagi mamaku, bagi bapak,  bagi kedua adikku, sahabat-sahabatku, dan teman-temanku. Untuk mereka, aku ingin seperti hujan, meski tak pernah memiliki waktu yang direncanakan untuk turun, tapi hujan akan turun dengan tetesan demi tetesan airnya yang menghujam tanah. Membasuh bumi yang kering. Kehadirannya begitu menyejukan. Membuat orang lain sejenak berhenti dari kepadatan aktivitas, dan tertawa lepas seperti anak kecil yang baru pertama kali main hujan-hujanan. Untuk mereka, aku ingin seperti hujan, yang kehadirannya damai, dan selalu dinanti. I just love my life, just the way i am :)

Nindy Lestarie, 18 november 2012


Selasa, 13 November 2012

Maaf Mama, Baru Sekarang Aku Paham :(


Suatu siang, 8 tahun yang lalu, saat aku masih menjadi anak SD, Mama memanggilku “ Nindy, ayo mendekat. Mama mau cerita…” Hati Nindy kecil saat itu ber-yaaaaaaaaah bete, pasti cerita-cerita itu lagi, ngebosenin banget deh. Tetapi tentu saja, aku memasang wajah ceria, dan dengan wajah yang antusias ala anak-anak menyimak mama bercerita. Sebenarnya sama seperti anak-anak pada umumnya, aku senang mendengarkan cerita. Bahkan sampai detik ini pun, saat aku telah menjadi seorang gadis berumur 20 tahun, aku masih suka sekali mendengarkan cerita. Bukannya aku tidak suka dengan cerita mama, tetapi yang jadi masalah adalah, mama selalu menceritakan hal yang sama, cerita-cerita saat masa kecilnya, remajanya, atau dewasanya dulu, dan diulang terus-menerus. Satu hal yang selalu mampu membuatku bertahan mendengarkan adalah wajah mama yang berseri-seri tiap kali bercerita. Selalu tersenyum ketika mengingat-ingat masa lalunya dulu. Ah…wajah yang menyenangkan. Walaupun aku gak paham benar apa sih menariknya  masa anak-anak.

Dan sekarang aku baru paham ma, setelah aku merasakannya sendiri. Di sini, di tanah rantau ini, saat pulang dari kampus dan melihat beberapa anak memakai seragam SD, bekejar-kejaran, baju dekil, dan merencanakan akan bermain apa nanti sore. Ah…mama, sekarang aku paham bagaimana perasaanmu dulu, senyum yang selalu mengembang tiap kali bercerita tentang masa kecilmu, saat itu engkau begitu rindu bukan??? Sama seperti apa yang ku rasakan saat ini  ma. Rindu, kangen masa-masa itu.  Saat buru-buru keluar pintu pas  jam sekolah usai, sekitar jam 11 siang, lari-lari sampai rumah dan melihatmu sedang memasak. Rindu kejar-kejaran naik sepeda , mainan tanah, hujan-hujanan, dan baru pulang setelah kau berteriak-teriak mengomel. Hidup sama dengan bermain, bebas, seperti tanpa beban. Saat itu indah sekali ya ma untuk dikenang. Maaf mama, baru sekarang aku paham :(


Dulu, suatu malam, 6 tahun yang lalu, saat aku masih menjadi anak SMP. Aku masih ingat ma, saat engkau diam karena kecewa padaku. Kecewa karena pulang sekolah tidak langsung ke rumah, tetapi main dulu ke mall bersama teman-temanku.Aku telah melanggar nasihatmu ma. Kau tau ma, saat engkau marah, atau bersedih ,atau kecewa padaku, aku merasa menjadi orang yang paling sedih sedunia. Malam itu kuputuskan dengan tegas untuk tidak mengulangi lagi, walaupun kesel dan bertanya-tanya mama ini kenapa sih??? Gak gaul banget deh…

Dan sekarang aku baru paham ma, betapa bahayanya anak SMP main ke pusat perbelanjaan seperti itu, setelah sekarang aku menjadi seorang kakak dan sering sekali melarang mega (adikku yang masih SMP) untuk jalan-jalan di luar kegiatan akademik. Seram membayangkan bagaimana bahayanya di jalan, tindakan kriminal yang marak terjadi, dan hang-out semacam  itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan drajat ke-gaul-an seseorang.  Maaf mama, baru sekarang aku paham :(


Dulu, suatu sore di hari Sabtu, 3 tahun yang lalu, saat aku masih menjadi anak SMA. Aku begitu marah, kesal, dan menangis, saat mama tidak mengijinkanku pergi bersama teman lelaki satu sekolahku. Ya teman, dan tidak lebih dari itu, karena mama mengharamkan untuk puteri-puterinya berpacaran. Hal itu tentu saja aku paham, karena Islam memang melarang untuk pacaran. Tapi, kalau sekedar jalan bermain??? Saat itu aku masih belum paham dengan jalan pikiran mama, apa salahnya sih kan cuma main doang??? Kita kan gak ngelakuin macem-macem??? Cuma main aja apa salahnya siiiih??? Kenapa sih gak boleh sekaliiiiiiiiiiii aja, sekali aja maaa, padahal temen-temenku sering banget jalan berdua. pertanyaan-pertannyaan itu penuh di kepalaku. Tetapi tentu saja, meski aku gak paham kenapa, meski aku gak sependapat, meski aku gak suka, aku selalu menuruti kata-kata mama. Selalu saja ada energi untuk mencegahku melawan mama. Gak bisa, gak bisa melihat orang yang paling kusayang marah dan sedih, apalagi kecewa.

Dan sekarang aku baru paham ma, itu engkau lakukan demi menjaga kehormatannku. Engkau bahkan selalu menyuruh Bapak untuk menjemputku ke sekolah kalau-kalau ada kegiatan hingga sore hari,  dan tak pernah mengijinkan lelaki manapun untuk mengantarku pulang.  Sekarang aku paham, bahwa kehormatan seorang wanita di atas segala-galanya, mutlak di atas segala-galanya, hal itu bahkan tertulis dengan jelas di kitab suci Al-Quran.  Maaf mama, baru sekarang aku benar-benar paham :(