Apakah pacaran dan tidak pacaran ada hubungannya dengan kelak pernikahan langgeng atau tidak? Siapa yang bisa menjamin kalau tidak pacaran maka pernikahannya berkah dunia akherat? Tidak akan bercerai? Lantas siapa pula yang bisa menggaransi kalau pacaran, bakal berantakan? Keluarganya tidak berkah? Anak-anaknya jadi bandel, nakal? Jawabannya: memang tidak ada yg bisa memastikan.
Apakah ada yang menjamin bahwa menyusui anak-anak, memberikan ASI ekslusif selama enam bulan mereka bakal jenius? Bakal sukses berat? Memangnya kalau disusui dengan susu formula anak-anaknya akan jadi bodoh? Besok lusa jadi anak gagal? Lagi-lagi jawabannya: memang tidak ada. Boleh jadi tidak ada korelasi antara menyusui anak dengan kesuksesan, dan sebagainya.
Maka di dunia ini, banyak hal
baik yang tidak otomatis berkorelasi langsung dengan hasilnya akan baik
juga. Terutama hasil sesuai standar manusia, definisi-definisi manusia
secara umum. Belajar habis-habisan tidak selalu berkorelasi dengan bakal
lulus dan diterima di universitas top. Bekerja keras setiap hari tidak
selalu berkorelasi dengan jadi kaya raya. Belum tentu. Lantas kalau
begitu, mending nggak usah belajar dong? Mending nggak usah bekerja?
Tentu tidak. Karena jelas, hal-hal baik, akan
memberikan banyak sekali manfaat nyata dalam hidup kita. Dan itu kadang
lebih hakiki dibanding hasil terlihat yang selalu kita nilai dengan
standar dunia. Tidak pacaran, disamping memproteksi kita dari perbuatan
dosa yang dilarang agama, juga akan memberikan kita opsi terbaik dari
cara terbaik--terlepas keluarganya kelak jadi apa. Menyusui anak-anak
kita, disamping sehat bagi bayi, juga akan memberikan kedekatan
emosional dengan anak kita, pengalaman yang begitu menakjubkan--terlepas
dari anaknya bakal sukses atau gagal. Belajar atau bekerja
habis-habisan, jika dilengkapi dengan pemahaman baik, maka akan
memberikan esensi proses yang baik, makna keseharian yang penting, yang
kalaupun tidak ada korelasinya dengan hasil, tetap memberikan kelegaan.
Kelegaan yang lebih lega dibanding hasilnya.
Ingatlah selalu bahwa kebahagiaan bersemayam di hati setiap orang. Kesuksesan juga menetap di hati setiap orang. Bagi orang-orang yang paham soal ini, maka urusannya sederhana. Kita tidak pernah tahu ending hidup kita sebelum masa itu tiba. Tidak seperti film, yang ada tulisan besar2 "The End" atau "Tamat".
Ingatlah selalu bahwa kebahagiaan bersemayam di hati setiap orang. Kesuksesan juga menetap di hati setiap orang. Bagi orang-orang yang paham soal ini, maka urusannya sederhana. Kita tidak pernah tahu ending hidup kita sebelum masa itu tiba. Tidak seperti film, yang ada tulisan besar2 "The End" atau "Tamat".
Ending sejati dari hidup kita adalah rahasia. Dengan semua
misterinya, maka selalulah melakukan yang terbaik, dengan cara yang
terbaik, dan biarlah Tuhan menentukan hasilnya, akan menjadi pilihan
terbaik bagi kita. Biarlah Tuhan yang menuliskan ending terindahnya.
Aku sungguh tidak mengetahui masa depan itu akan seperti apa, dan aku tidak peduli, karena aku percaya bahwa tuhan adalah sutradara terhebat. Semangat^^