Selasa, 09 Juli 2013

# Sebab Hanya

Senin malam pukul 8. Kota batu...
Aku ingin sekali makan martabak. Berharap ada ayah saat itu juga, yang jikalau aku bilang "ayah mbak mau makan martabak.." maka semenit kemudian ayah telah menyalakan motor dan pergi membelikan. Ah... miss you, dad :')

Maka aku putuskan untuk keluar sendiri. Dita dan naila memaksa untuk menemani, tapi langsung aku tolak. Aku tak tega melihat mereka yang teramat sangat mengantuk, mata mereka sudah kurang dari 5 watt, lebih baik mereka tidur, haha.

hmmm...angin malam. Dingin sekali. Ah..kenapa aku lupa mengenakan jaket??? Bodoh. "Bade pundi mbak? (mau kemana?).." salah seorang ibu di teras menyapaku. "Mau cari makanan Buk.." jawabku sembari tersenyum. Ya Tuhan, aku suka sekali di sini, semua orang ramah :)

Akhirnya sampai juga di jalan raya. Kota ini benar-benar kota makanan. Banyak sekali pedagang kuliner. Martabak mana martabak??? Mataku langsung mencari-cari. Nah..itu dia. Akhirnya aku sampai pada sebuah kios yang menjual martabak. "Pak, punten, saya mau martabak keju spesial satu ya pak..." "engge neng.." jawabnya ramah.

Dan...hujan. Astaga, payung, aku lupa bawa payung. HP? ah sengaja aku tinggal karena sedang di charge. Fine. Tak ada alternatif lain selain menunggu. huhuhu

Maka yang aku lakukan sembari menunggu hujan reda adalah mengamati sekitar. Dan tatapanku tertuju pada anak-anak kurus tanpa alas kaki, dengan kecrek (alat musik dari tutup botol bekas) dan bekas air kemasan gelas. Mengamen dari satu pedagang ke pedagang yang lain, dan... kepadaku. Gadis yang cantik, cantik sekali. Tapi terlihat lebih tua dari umur seharusnya. Mata yang lelah. Dia menyodorkan gelas bekas ke arahku. "Duduk sini, kakak belikan martabak saja ya...", dia bingung. "Mau rasa apa?" dan masih diam, bingung. "Sekarang lagi hujan lebat, kayaknya enak deh kalau makan martabak. Nih liat, kakak juga habis beli. Jadi, mau rasa apa?" tanyaku sekali lagi. "Hmmm...keju kak" jawabnya malu-malu. "Hei, kesukaan kita sama. Kakak juga suka sekali martabak keju..."

Setelah aku pesan, kami duduk sembari berbicara banyak hal..
Aku : namamu siapa cantik???
Dia : Annisa kak..
aku : Waaaah, bagus sekali. Sudah tau kan kalau annisa artinya perempuan dalam bahasa arab???
Dia : Annisa artinya perempuan kak??? Aku baru tahu
Aku ; Iya, itu dari bahasa arab sayang. Siapa yang kasih nama itu?
Dia : Ibuk...
Aku : Tinggal dimana? Kenapa sudah malam masih di jalanan?
Dia : Aku tak punya tempat tinggal kak. Tidur ya dimana aja bisa.
Aku : #diam
Dia : Aku punya adik banyak, jadi ya harus mengamen buat bantu-bantu ibuk. Ayah udah lama pergi, gak tau kemana
Aku : #diam
Syukurlah abang penjual martabak datang, membuyarkanku.
Aku : Annisa, ini martabaknya. Di makan ya. Kalau besok-besok ketemu kakak di mana aja, nyapa ya. Terus berbakti pada ibuk. Okeeee??
Dia : Mengangguk dan berterima kasih sembari tersenyum, manis sekali...

Setelah dia pergi. Aku masih dengan lamunanku. Sungguh, aku baru kali ini mendengerkan kisah mereka langsung. miris!!! tidur dimanapun?? di jalanan??? Ya Tuhan, udara kota ini kan dingin sekali...
Mataku terus memperhatikan hujan. Hujan, kau lihat dia tadi? Namanya Annisa. Sekecil itu tapi telah berjuang keras untuk hidup...

Sebab kita hanya bisa makan dengan sayur dan tempe Kita harus bersyukur banyak,
Karena di luar sana, banyak yang bahkan tidak tahu harus makan apa,
Uang tak ada, dapur tak mengepul
Dan mereka tetap bersyukur

Sebab kita hanya jadi karyawan, disuruh-suruh, diperintah-perintah, Kita harus bersyukur banyak,
Karena di luar sana, banyak yang bahkan bertahun2 nganggur
Ditolak sana, ditolak sini, susah payah bertahan hidup
Dan mereka tetap bersyukur

Sebab kita hanya sekolah kecil, tidak dikenal, tidak hebat
Kita harus bersyukur banyak,
Karena di luar sana, banyak yang bahkan mau sekolah tidak bisa
Harus bekerja membantu orang tua
Dan mereka tetap bersyukur

Ada sejuta alasan lebih kenapa kita harus bersyukur
Jika kita tetap gagal menangkap alasan yang ke sejutanya
Masih bersisa semilyar alasan lainnya

Sungguh benar nasehat lama itu
Berbahagialah dengan sedikit yang kita punya
Karena di luar sana, banyak yang sama sekali tidak memiliki
Dan nyatanya, mereka tetap tersenyum berterimakasih..
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar