Ah, waktu terasa cepat sekali berjalan. Pertumbuhanmu yang semula bayi, kini telah menjadi seorang anak yang sangat aktif. Waaah itu artinya, mbakmu ini juga semakin menua saja ya, hanya saja pertumbuhan mbak tidak sejelas pertumbuhan fisikmu.
De, mbakmu ini teramat sangat menyayangimu. Apakah itu semua berawal dari rasa kasihan? Kasihan karena kamu harus ditinggal mama sedari bayi karena harus bekerja. Iya sayang, kamu sejak bayi harus dititipkan, diasuh oleh oran lain, sampai-sampai hingga detik ini kamu lebih akrab dengan orang itu. entah apapun alasannya, yang jelas aku menyayangimu, kami semua menyayangimu.
kamu lahir saat kakakmu ini baru saja memasuki kelas 2 SMP. Berbeda dengan mbak ega, bisa dikatakan mbak lebih banyak merawatmu. ah bukan merawat mungkin, hanya menemanimu, sembari mengganti popokmu jika basah, dan menggendongmu jika menangis. Mbak sukaaaaa sekali belajar disampingmu, mengerjakan PR, tugas, sambil melihatmu yang sedang tertidur pulas.
Selamat ulang tahun sayang. Ingin sekaili mengucapkan langsung, meniup lilin bersama-sama, menyanyikan lagu ulang tahun bersama-sama.
mbak juga ingin berterima kasih, karena mbak selalu merasa bahagia berada didekatmu, ataupun sekedar mendengar suaramu dari telefon.
de, dihari ulang tahunmu ini, mbak hanya ingin berpesan bahwa tumbuhlah menjadi seseorang dengan pemahaman baik. Tidak mudah memang, tapi bukan berarti tidak mungkin bukan? Mbak pun masih dan akan selalu belajar. Nah, yang perlu kamu mengerti adalah hidup ini bukan tentang kondisi, sayang. Karena ada banyak kondisi yang kita tidak bisa mengendalikannya. Hidup adalah tentang bagaimana kita
menyikapi kondisi yang menimpa kita. Tak peduli seberapa baik
atau buruk kondisi tersebut. Hidup bukan tentang kaya atau miskin,
tapi bagaimana kita menyikapi kemiskinan dan kekayaan itu. Hidup juga bukan
tentang kesuksessan dan kegagalan, tapi bagaimana menyikapi kesuksesan,
dan kegagalan tersebut.
Seberapa burukpun kondisi yang menimpa kita, jika kita
bisa menyikapinya dengan baik, dengan bijak, dengan tepat,
perlahan-lahan semuanya akan jauh lebih baik. Dan semuanya akan berjalan
lebih mudah, jika kita tahu kapan saatnya bersyukur dan kapan saatnya
bersabar.
Heiii gadis kecil. Berceritalah pada mbak mu ini tentang apapun. Tentang masalahmu, atau jika kamu sudah remaja nanti, dan sedang galau-galaunya tentang apapun, maka berceritalah. Tenang saja, saat kamu selesai bercerita nanti, mbak tidak akan dengan gampangnya menyuruhmu untuk bersabar.
Semua
orang boleh saja mengaatakan kalau kita harus bersabar atas ujian yang
ada, sayang. Masalahnya, menurut mbak, sabar itu bukan tentang perkataan, Sayang. Tapi perasaan. Dan yang
namanya perasaan itu kan enggak bisa dipaksain. Jadi daripada bikin kamu
makin kesel dan illfeel sama mbak nanti, hehe, mbak tidak akan menyarankan atau menasihati
kamu agar bersabar.
Rasakan saja betapa
sakitnya. Resapi saja betapa sulitnya. Nikmati saja jatuh-bangunnya.
Hayati saja bagaimana sedihnya. Ledakkan saja air matanya. Di satu titik
kamu akan bertemu sendiri dengan kesabaranmu. Bertemu di persimpangan antara
sabar dan tidak, antara menerima atau menyalahkan. Di satu titik, kamu
akan menyadari betapa kamu jauh lebih kuat karena itu semua. Di satu
titik, kamu akan bersyukur betapa Allah sudah berbaik hati telah
memberikan kesempatan yang luar biasa kepaadamu untuk merasakan sensasi dahsyatnya itu.
Percayalah, itu jauh lebih mengasyikan daripada kamu mendapatkan ujian, terus ada orang yang mengatakan kamu harus sabar, kemudian karena kamu anak bungsu yang tidak manja, penurut, baik hati, tidak sombong dan suka menabung, gampang mbak bohongin, serta suka makan sayur, kamu bersabar seperti yang dikatakannya, lalu bereslah segala ujian tersebut. Sabar itu proses, Sayang. Proses yang saaaaaaaaangat panjang. Jadi tak perlu terburu-buru, nikmati saja prosesnya dulu. Jangan pernah jadikan kesabaran sebagai formalitas. Formalitas agar kamu dibilang kuat atau enggak cengeng.
Percayalah, itu jauh lebih mengasyikan daripada kamu mendapatkan ujian, terus ada orang yang mengatakan kamu harus sabar, kemudian karena kamu anak bungsu yang tidak manja, penurut, baik hati, tidak sombong dan suka menabung, gampang mbak bohongin, serta suka makan sayur, kamu bersabar seperti yang dikatakannya, lalu bereslah segala ujian tersebut. Sabar itu proses, Sayang. Proses yang saaaaaaaaangat panjang. Jadi tak perlu terburu-buru, nikmati saja prosesnya dulu. Jangan pernah jadikan kesabaran sebagai formalitas. Formalitas agar kamu dibilang kuat atau enggak cengeng.
Tentu saja kita bisa memilih untuk tidak
peduli terhadap apaun, termasuk terhadap orang yang menyakiti kita. Mengabaikan apapun yang mereka katakan. Tetapi mbak ingin
kamu tumbuh dengan kepedulian. Peduli dengan apa yang ada di
sekitar kamu, termasuk peduli dengan orang-orang yang menurutmu
tidak layak untuk dipedulikan. Semua orang selalu layak untuk
dipedulikan, De. Karena pada dasarnya, ketika kita peduli dengan
orang lain, kepedulian itu akan semakin melembutkan hati kita, dan akan
meningkatkan rasa kasih sayang yang kita punya, insyaAllah.
Nah cantik, happy birthdayyyyy. I love you, and i miss you so badly. Entah sampai kapan mbak harus merantau, selalu berjauhan denganmu seperti ini. Tahun ini mbak tingkat akhir lho, tapi mbak masih belum tau nanti akan kerja dimana. Well, jika mbak memang tidak bisa bekerja di Cirebon, yang artinya harus merantau kembali, mbak cuma pengen kita selalu deket. You know what dear? With love, distance is not the limit :)