Rabu, 04 September 2013

Aku bersama naila dan dita

Hari ini 5 September 2013, 4 hari pasca kepulanganku dari malang. Rasanya aneh. Aneh memasuki kamar kost sendirian, aneh makan sendirian, termasuk aneh bangun tidur tanpa mendapati naila dan dita di sampingku :D

Bareng mereka, ah…tiba-tiba ingin sekali bercerita saat-saat bersama mereka. Entah karena kita bertiga saling cocok, entah karena masing-masing dari kita saling menjungjung toleransi, entah juga karena kita telah dewasa (uhuk dewasa, hahaha),  tak pernah kami ribut barang satu kali pun.

Selama dua bulan penuh bersama dita, aku banyak belajar tentang bagaimana cara/ gerakan sholat yang baik dan benar. Sering juga aku bertanya padanya tentang pelafalan huruf hijaiyah, seperti “ diiit bedanya gimana sih bilang dho dan dzo…” ,” dit, kalau ada tajwid ini tuh sebaiknya kita berhenti atau terus?”, “diit, kalau sholat sunah qobliyah ba’diyah tuh wajib boleh salah satunya aja atau harus keduanya untuk sholat dhuhur dan isya?”, “diiit kalau puasa itu kita boleh gak,,,”, dan dit dit yang lain tak terhitung banyaknya. Maka selama 2 bulan Praktik Lapang kemarin aku tidak hanya mendapatkan ilmu tentang Biokimia saja, tetapi lebih dari itu, aku  belajar agama. Menyenangkan sekali, teramat sangat menyenangkan.

Selama dua bulan penuh bersama naila, aku banyak belajar tentang membuat makanan. Mulai dari membuat lauk pauk, hingga membuat kue. Aku banyak bertanya padanya, seperti : “nai kenapa selalu pake bawang putih di setiap tumisan?”, “ nai ini direbus berapa lama?”,”nai kira-kira ini udah matang belum?”, “nai bedanya digoreng sama disangrai itu apa sih?”, “nai aku kok masak nasi gak mateng-mateng?” dan naila menjawab dengan ekspresi datar “gimana mau matang orang gak kamu colokkin, nindyyyyyyyyyy”, hahahaha, sumpah naila lucuuuuuu banget. Maka selama 2 bulan Praktik Lapang kemarin aku tidak hanya mendapatkan ilmu tentang Biokimia saja, tetapi lebih dari itu, aku  belajar memasak . Menyenangkan sekali, teramat sangat menyenangkan.


Suatu pagi di Bogor, sembari memandangi photo kami (aku, naila, dan dita), sembari tersenyum, dan hati tak henti-hentinya mengucap syukur kepda zat yang Maha baik, Allah SWT, yang telah mengenalkanku dengan mereka.