"...memiliki berarti harus bertanggungjawab atas apa yang kita punya. Entah itu barang, apalagi orang. Dan aku akan bertanggung jawab atas senyum kamu, atas air mata kamu, atas apapun yang terjadi dengan kamu..."
Novel Genap, Nazrul
Nindy Lestarie
Bercerita melalui tulisan...
Senin, 30 Juni 2014
Rabu, 25 Juni 2014
Sering, ada hal-hal yang ingin sekali disampaikan, diungkapkan, dikeluarkan, diteriakkan, lalu semua itu terhenti. Terhenti begitu saja karena aku tak tau cara melakukannya. Dan ketika hal paling menyebalkan itu sedang terjadi, aku lebih suka menarik diri, mengambil jeda, mendamaikan perasaan, memejamkan mata, merasakan semuanya. Lalu mengkomunikasikannya kepada Tuhan. Dan setelah melakukan itu semua, percaya atau tidak, segalanya terasa menjadi lebih baik :')
#sedang merindukan hujan, di kota hujan...
#sedang merindukan hujan, di kota hujan...
"...Boleh jadi, saat engkau tidur terlelap, pintu-pintu langit sedang diketuk oleh puluhan doa kebaikan untukmu, dari seorang fakir yang telah engkau tolong, atau dari orang kelaparan yang telah engkau beri makan, atau dari seseorang yang sedih yang telah engkau bahagiakan, atau dari seseorang yang berpapasan denganmu yang engkau berikan senyuman, atau dari seseorang yang dihimpit kesulitan dan telah engkau lapangkan. Maka, janganlah engkau sekali-kali meremehkan sebuah kebaikan..." (Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah)
Selasa, 25 Maret 2014
Ingin
"..aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini, ingin itu, banyak sekali...."
mungkin akan terdengar klise, tapi memang begitu faktanya, bahwa kita memang punya baaanyak keinginan, tetapi Tuhan selalu lebih tahu mana yang terbaik untuk kehidupan kita, best of the best-nya bisa dibilang. Dan kita hanya perlu mengikuti alurNya bukan? Menentang hanya akan membuat kita semakin lelah. Dan lari dari alur, hanya akan membuat hidup kehilangan makna. Maka rasa-rasanya, saat ini aku harus lebih belajar untuk memahami, atau jika belum bisa, aku coba untuk menerima, dan jika dirasa sulit, aku hanya perlu untuk berbaik sangka. Well, bukan apa-apa, tapi karena sekali lagi, Tuhan selalu lebih tahu mana yang terbaik untuk hidupku, hidup kita ;)
mungkin akan terdengar klise, tapi memang begitu faktanya, bahwa kita memang punya baaanyak keinginan, tetapi Tuhan selalu lebih tahu mana yang terbaik untuk kehidupan kita, best of the best-nya bisa dibilang. Dan kita hanya perlu mengikuti alurNya bukan? Menentang hanya akan membuat kita semakin lelah. Dan lari dari alur, hanya akan membuat hidup kehilangan makna. Maka rasa-rasanya, saat ini aku harus lebih belajar untuk memahami, atau jika belum bisa, aku coba untuk menerima, dan jika dirasa sulit, aku hanya perlu untuk berbaik sangka. Well, bukan apa-apa, tapi karena sekali lagi, Tuhan selalu lebih tahu mana yang terbaik untuk hidupku, hidup kita ;)
Jumat, 31 Januari 2014
Episode Hening
Aku selalu senang menikmati episode hening dalam hidupku. Suka, sangat suka. Jika ditanya mengapa, aku akan menjawab dengan entah. Bukan karena tidak tahu, tapi memang sulit untuk digambarkan.
Buatku, hening tidak harus malam. Hening juga tidak melulu sepi. Walaupun sepi sudah mengakuisisi hening agar identik dengannya. Maka, jika tidak berjodoh dengan sepi karena waktu yang tak sepakat, atau karena kondisi yang tak memihak, hening sering kali aku ciptakan sendiri.
Senin, 13 Januari 2014
- Senja -
Ternyata ada hal lain selain hujan yang aku kagumi. Sesuatu yang selalu ada, tapi tak pernah aku sadari. Ah, mungkin karena terlalu egois memikirkan kesibukan diri sendiri, mungkin, atau mungkin juga karena tubuh ini terlalu lelah tiap kali dia ada, lantas menjadi berjalan tanpa menghiraukan, mungkin.
Dia adalah senja di langit Bogor. Ya Tuhan, indah sekali. Tepatnya sore itu, ketika kami bermain-main di sekitar gedung graha widya wisuda IPB. Sore itu, aku sungguh-sungguh menikmati senja. Sore yang sangat idah. Damai, tenang, dan angin yang begitu lembut menyentuh jilbab yang aku kenakan. Senja, sore itu aku begitu damai melihatmu, dan hati ini memiliki banyak tanya dan harapan..
Aku bertanya-tanya,
senja, tentu kau telah mendengar ribuan keluh, caci, dan maki sepanjang hari
ini bukan? Termasuk dari mulutku ini. Ucapan yang tentunya dapat membuat runyam suasana, tidak enak, serta kontra produktif.
Semoga kami, terlebih aku, bisa lebih menjaga mulut, agar bisa tetap melukis senyum,
berkata hanya yang baik-baik, menebar semangat, atau setidaknya membuat suana selalu ceria...
Senja,
apa kau saat ini sedang mengiringi banyak orang sepulang kerja atau kuliah? yang
seharian telah berteman dengan lelah?. Demi suatu ibadah, atau demi tanggung jawab, atau juga hanya karena sekedar rutinitas. Ah, apalah itu. Maka semoga niatan kita menjadi lebih baik dari hari ke hari ya senja...
Senja,
apa kau saat ini sedang menyaksikan orang yang sedang berjalan gontai, berat sekali langkahnya, tanpa semangat karena telah gagal akan sesuatu di hari ini? Jika ia,
tolong bisikkan padanya senja, entah bagaimanapun caranya, kalau dia harus kembali bangkit. Bilang padanya bahwa masih ada hari esok bukan? iya kan senja? Tak peduli seberapa banyak dan seberapa sakitnya
sebuah kegagalan, semuanya hanyalah masalah waktu,iya kan? Maka akupun berharap, senja, jika suatu waktu kamu melihatku berjalan seperti itu, berjalan gontai, sambil menahan tangis, dan teramat sangat berputus asa, tolong bisikan hal itu juga untukku....
Dan Senja,
apa hari ini kamu sedang melihat orang yang merasa tak berguna? Jika ia,
tolong bisikkan padanya, entah bagaimanapun caranya, kalau itu sesutau
yang tidak tepat. Tak peduli seberapa kecil kebaikan yang bisa
dilakukan, itu akan tetap berarti selama bermanfaat untuk orang lain. Maka akupun berharap senja, engkau juga membisikan hal tersebut tiap kali engkau melihatku sedang tidak menghargai diri sendiri...
#Ba'da Maghrib, sepulang melihat senja....
Sabtu, 14 Desember 2013
Selamat Ulang Tahun
15 Desember 2013. Tepat 8 tahun usiamu sayang...
Ah, waktu terasa cepat sekali berjalan. Pertumbuhanmu yang semula bayi, kini telah menjadi seorang anak yang sangat aktif. Waaah itu artinya, mbakmu ini juga semakin menua saja ya, hanya saja pertumbuhan mbak tidak sejelas pertumbuhan fisikmu.
De, mbakmu ini teramat sangat menyayangimu. Apakah itu semua berawal dari rasa kasihan? Kasihan karena kamu harus ditinggal mama sedari bayi karena harus bekerja. Iya sayang, kamu sejak bayi harus dititipkan, diasuh oleh oran lain, sampai-sampai hingga detik ini kamu lebih akrab dengan orang itu. entah apapun alasannya, yang jelas aku menyayangimu, kami semua menyayangimu.
kamu lahir saat kakakmu ini baru saja memasuki kelas 2 SMP. Berbeda dengan mbak ega, bisa dikatakan mbak lebih banyak merawatmu. ah bukan merawat mungkin, hanya menemanimu, sembari mengganti popokmu jika basah, dan menggendongmu jika menangis. Mbak sukaaaaa sekali belajar disampingmu, mengerjakan PR, tugas, sambil melihatmu yang sedang tertidur pulas.
Selamat ulang tahun sayang. Ingin sekaili mengucapkan langsung, meniup lilin bersama-sama, menyanyikan lagu ulang tahun bersama-sama.
mbak juga ingin berterima kasih, karena mbak selalu merasa bahagia berada didekatmu, ataupun sekedar mendengar suaramu dari telefon.
de, dihari ulang tahunmu ini, mbak hanya ingin berpesan bahwa tumbuhlah menjadi seseorang dengan pemahaman baik. Tidak mudah memang, tapi bukan berarti tidak mungkin bukan? Mbak pun masih dan akan selalu belajar. Nah, yang perlu kamu mengerti adalah hidup ini bukan tentang kondisi, sayang. Karena ada banyak kondisi yang kita tidak bisa mengendalikannya. Hidup adalah tentang bagaimana kita
menyikapi kondisi yang menimpa kita. Tak peduli seberapa baik
atau buruk kondisi tersebut. Hidup bukan tentang kaya atau miskin,
tapi bagaimana kita menyikapi kemiskinan dan kekayaan itu. Hidup juga bukan
tentang kesuksessan dan kegagalan, tapi bagaimana menyikapi kesuksesan,
dan kegagalan tersebut.
Seberapa burukpun kondisi yang menimpa kita, jika kita
bisa menyikapinya dengan baik, dengan bijak, dengan tepat,
perlahan-lahan semuanya akan jauh lebih baik. Dan semuanya akan berjalan
lebih mudah, jika kita tahu kapan saatnya bersyukur dan kapan saatnya
bersabar.
Heiii gadis kecil. Berceritalah pada mbak mu ini tentang apapun. Tentang masalahmu, atau jika kamu sudah remaja nanti, dan sedang galau-galaunya tentang apapun, maka berceritalah. Tenang saja, saat kamu selesai bercerita nanti, mbak tidak akan dengan gampangnya menyuruhmu untuk bersabar.
Semua
orang boleh saja mengaatakan kalau kita harus bersabar atas ujian yang
ada, sayang. Masalahnya, menurut mbak, sabar itu bukan tentang perkataan, Sayang. Tapi perasaan. Dan yang
namanya perasaan itu kan enggak bisa dipaksain. Jadi daripada bikin kamu
makin kesel dan illfeel sama mbak nanti, hehe, mbak tidak akan menyarankan atau menasihati
kamu agar bersabar.
Rasakan saja betapa
sakitnya. Resapi saja betapa sulitnya. Nikmati saja jatuh-bangunnya.
Hayati saja bagaimana sedihnya. Ledakkan saja air matanya. Di satu titik
kamu akan bertemu sendiri dengan kesabaranmu. Bertemu di persimpangan antara
sabar dan tidak, antara menerima atau menyalahkan. Di satu titik, kamu
akan menyadari betapa kamu jauh lebih kuat karena itu semua. Di satu
titik, kamu akan bersyukur betapa Allah sudah berbaik hati telah
memberikan kesempatan yang luar biasa kepaadamu untuk merasakan sensasi dahsyatnya itu.
Percayalah, itu jauh lebih mengasyikan daripada kamu mendapatkan ujian, terus ada orang yang mengatakan kamu harus sabar, kemudian karena kamu anak bungsu yang tidak manja, penurut, baik hati, tidak sombong dan suka menabung, gampang mbak bohongin, serta suka makan sayur, kamu bersabar seperti yang dikatakannya, lalu bereslah segala ujian tersebut. Sabar itu proses, Sayang. Proses yang saaaaaaaaangat panjang. Jadi tak perlu terburu-buru, nikmati saja prosesnya dulu. Jangan pernah jadikan kesabaran sebagai formalitas. Formalitas agar kamu dibilang kuat atau enggak cengeng.
Percayalah, itu jauh lebih mengasyikan daripada kamu mendapatkan ujian, terus ada orang yang mengatakan kamu harus sabar, kemudian karena kamu anak bungsu yang tidak manja, penurut, baik hati, tidak sombong dan suka menabung, gampang mbak bohongin, serta suka makan sayur, kamu bersabar seperti yang dikatakannya, lalu bereslah segala ujian tersebut. Sabar itu proses, Sayang. Proses yang saaaaaaaaangat panjang. Jadi tak perlu terburu-buru, nikmati saja prosesnya dulu. Jangan pernah jadikan kesabaran sebagai formalitas. Formalitas agar kamu dibilang kuat atau enggak cengeng.
Tentu saja kita bisa memilih untuk tidak
peduli terhadap apaun, termasuk terhadap orang yang menyakiti kita. Mengabaikan apapun yang mereka katakan. Tetapi mbak ingin
kamu tumbuh dengan kepedulian. Peduli dengan apa yang ada di
sekitar kamu, termasuk peduli dengan orang-orang yang menurutmu
tidak layak untuk dipedulikan. Semua orang selalu layak untuk
dipedulikan, De. Karena pada dasarnya, ketika kita peduli dengan
orang lain, kepedulian itu akan semakin melembutkan hati kita, dan akan
meningkatkan rasa kasih sayang yang kita punya, insyaAllah.
Nah cantik, happy birthdayyyyy. I love you, and i miss you so badly. Entah sampai kapan mbak harus merantau, selalu berjauhan denganmu seperti ini. Tahun ini mbak tingkat akhir lho, tapi mbak masih belum tau nanti akan kerja dimana. Well, jika mbak memang tidak bisa bekerja di Cirebon, yang artinya harus merantau kembali, mbak cuma pengen kita selalu deket. You know what dear? With love, distance is not the limit :)
Langganan:
Postingan (Atom)